Tekad gadis muda yang satu ini patut dicontoh. Tubuhnya yang terlahir tanpa tangan, tidak menjadi halangan untuk mewujudkan cita-citanya menerbitkan novel.
Wang Qianjin, mampu membuat sebuah novel walau mengetik menggunakan bibirnya.
Kini gadis berusia 18 tahun ini, sedang bersiap menyambut hari di mana novel pertamanya siap dipublikasikan, demikian lansir Orange.
Qianjin tidak pernah belajar secara formal di sekolah. Namun dia mampu memahami beragam bahasa, mulai dari bahasa ibunya, yakni bahasa China, juga memahami bahasa Jepang dan Korea.
Kemampuan multilangualnya dia dapatkan dari kegemarannya menonton tayangan drama di televisi. Dia mempelajari cara pengucapan bersama dengan struktur karakter bahasanya.
Kepandaiannya mempelajari berbagai bahasa dia dapatkan dari kemampuannya mengingat segala hal walau dengan sekali lihat.
Awalnya, Qianjin adalah seorang penulis blog online di internet. Dia menggunakan nama samaran di blognya. Namun banyak yang tertarik dengan cerita bersambung yang dibuat olehnya.
"Banyak pembaca yang meminta saya menulis lebih banyak cerita lebih cepat, saya usahakan itu. Saya mulai menulis dari pukul 09.00 hingga pukul 01.00 dini hari di keesokan harinya. Saya menghabiskan banyak waktu saya di depan komputer," ujar Qiajin.
Kini cerita dalam blognya akan dipublikasikan ke sebuah novel. Cerita fiksi yang mengisahkan tentang seorang gadis dari keluarga kaya yang jatuh cinta kepada seorang gangster.
Ayahnya, Wang Yunqi, tidak pernah tahu tentang bakat yang dimiliki putrinya ini hingga Qianjin akhirnya kini akan meluncurkan sebuah novel.
"Dia hanya tinggal di rumah dalam kesehariannya, tidak pernah sekolah. Sungguh luar biasa mengetahui dia bisa menulis dan bahkan menulis sebuah novel," ujar Wang Yunqi.
Wang Qianjin, mampu membuat sebuah novel walau mengetik menggunakan bibirnya.
Kini gadis berusia 18 tahun ini, sedang bersiap menyambut hari di mana novel pertamanya siap dipublikasikan, demikian lansir Orange.
Qianjin tidak pernah belajar secara formal di sekolah. Namun dia mampu memahami beragam bahasa, mulai dari bahasa ibunya, yakni bahasa China, juga memahami bahasa Jepang dan Korea.
Kemampuan multilangualnya dia dapatkan dari kegemarannya menonton tayangan drama di televisi. Dia mempelajari cara pengucapan bersama dengan struktur karakter bahasanya.
Kepandaiannya mempelajari berbagai bahasa dia dapatkan dari kemampuannya mengingat segala hal walau dengan sekali lihat.
Awalnya, Qianjin adalah seorang penulis blog online di internet. Dia menggunakan nama samaran di blognya. Namun banyak yang tertarik dengan cerita bersambung yang dibuat olehnya.
"Banyak pembaca yang meminta saya menulis lebih banyak cerita lebih cepat, saya usahakan itu. Saya mulai menulis dari pukul 09.00 hingga pukul 01.00 dini hari di keesokan harinya. Saya menghabiskan banyak waktu saya di depan komputer," ujar Qiajin.
Kini cerita dalam blognya akan dipublikasikan ke sebuah novel. Cerita fiksi yang mengisahkan tentang seorang gadis dari keluarga kaya yang jatuh cinta kepada seorang gangster.
Ayahnya, Wang Yunqi, tidak pernah tahu tentang bakat yang dimiliki putrinya ini hingga Qianjin akhirnya kini akan meluncurkan sebuah novel.
"Dia hanya tinggal di rumah dalam kesehariannya, tidak pernah sekolah. Sungguh luar biasa mengetahui dia bisa menulis dan bahkan menulis sebuah novel," ujar Wang Yunqi.