Tahun 2011 tampaknya bukan menjadi tahun keberuntungan untuk Research In Motion (RIM). Para analis pun seakan selalu melontarkan komentar pesimistis mengenai keberlangsungan RIM pada tahun 2012. Akankah RIM bertahan?
Pada November lalu, RIM mengalami kerugian besar karena Blackberry PlayBook tidak laku di pasar global, kalah bersaing dengan iPad dan tablet Android. Seperti dikutip dari Bloomberg, sejak diluncurkan awal tahun ini, penjualan PlayBook terus menurun.
Angka penjualannya, mulai dari 500.000 unit pada kuartal I-2011, lalu 200.000 unit pada kuartal II-2011, dan hanya 150.000 unit pada kuartal III-2011. Jika ditotal, penjualannya hanya 850.000 unit. Penjualan PlayBook yang kurang dari target itu menyebabkan kerugian RIM mencapai 485 juta dollar AS.
Dampak negatif penundaan
RIM telah menyatakan akan menunda sistem operasi terbarunya yang diberi nama BB10 sampai akhir 2012. Penundaan tersebut dikarenakan RIM sedang menunggu prosesor dual core terbaru. Padahal, penundaan ini memberi ruang bagi Apple dan Android untuk semakin mendominasi pasar global.
Pada November 2011, analis Ian Fogg mengatakan, RIM punya rekam jejak sering mengundur tanggal peluncuran produk mereka. "Itu bukan pertanda baik. Kita akan melihat penurunan secara perlahan," ungkap Fogg memperingati RIM.
Dalam sebuah pernyataan, Co CEO RIM Mike Lazaridis mengatakan bahwa butuh beberapa waktu untuk menyadari manfaat dari transisi sistem operasi terbaru yang dilakukan RIM. "Namun, kami tetap percaya bahwa RIM memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mempertahankan peran utama dalam industri komunikasi mobile," kata Lazaridis.
Kedua CEO RIM, Jim Balsillie dan Mike Lazaridis, pun bersedia memotong gaji mereka menjadi 1 dollar AS per tahun sampai keadaan perusahaan membaik. Ini dilakukan karena nilai saham RIM terus merosot.
Masa kejayaan telah berlalu?
Laba RIM hingga kuartal III-2011 anjlok 71 persen (tahun ke tahun) dari 911,1 juta dollar AS menjadi 265 juta dollar AS. Lazaridis pun memperparah kekecewaan para investor dengan memotong target penjualan produk Blackberry menjadi sekitar 11-12 juta unit pada kuartal akhir 2012. Padahal, pada kurun waktu yang sama tahun lalu, penjualan Blackberry mencapai 14,8 juta unit.
Selain itu, pangsa pasar sistem operasi Blackberry di Amerika Serikat juga anjlok. Menurut lembaga survei The NDP Group, pangsa pasar Blackberry OS di AS tahun ini turun menjadi 10 persen.
Masa kejayaan Blackberry terjadi tahun 2009 ketika mereka meraup 44 persen pasar smartphone di AS, mengalahkan iOS dan Android. Namun, popularitas BBOS mulai menurun pada 2010 dengan perolehan pasar 25 persen.
Kendati demikian, RIM masih memiliki pelanggan setia dari kalangan pebisnis yang menganggap sistem komunikasi Blackberry aman. Akan tetapi, sistem yang aman bagi para pebisnis ini sering membuat pemerintah konservatif mengancam untuk memblokir layanan Blackberry jika mereka tidak diberi kesempatan mengontrol komunikasi dari Blackberry.
Apa yang harus dilakukan?
Beberapa investor telah mendorong RIM untuk melepas bisnis perangkat keras serta membuka sistem dan jaringan Blackberry untuk smartphone dari vendor lain. Hal senada diungkapkan analis ThinkEquity, Mark McKechnie.
"Jika mereka ingin mempertahankan aset, mereka perlu membuka Blackberry ke platform lain dan melihat diri mereka sebagai sebuah perusahaan perangkat lunak," kata McKechnie, seperti dikutip dari Reuters.
Analisis dari McKechnie itu seakan mau mengatakan, inilah jalan agar RIM dapat bertahan hingga tahun-tahun berikutnya. Itu pun jika RIM berbesar hati melepas sistem dan jaringan Blackberry dan tidak terlambat melakukannya.
Pada November lalu, RIM mengalami kerugian besar karena Blackberry PlayBook tidak laku di pasar global, kalah bersaing dengan iPad dan tablet Android. Seperti dikutip dari Bloomberg, sejak diluncurkan awal tahun ini, penjualan PlayBook terus menurun.
Angka penjualannya, mulai dari 500.000 unit pada kuartal I-2011, lalu 200.000 unit pada kuartal II-2011, dan hanya 150.000 unit pada kuartal III-2011. Jika ditotal, penjualannya hanya 850.000 unit. Penjualan PlayBook yang kurang dari target itu menyebabkan kerugian RIM mencapai 485 juta dollar AS.
Dampak negatif penundaan
RIM telah menyatakan akan menunda sistem operasi terbarunya yang diberi nama BB10 sampai akhir 2012. Penundaan tersebut dikarenakan RIM sedang menunggu prosesor dual core terbaru. Padahal, penundaan ini memberi ruang bagi Apple dan Android untuk semakin mendominasi pasar global.
Pada November 2011, analis Ian Fogg mengatakan, RIM punya rekam jejak sering mengundur tanggal peluncuran produk mereka. "Itu bukan pertanda baik. Kita akan melihat penurunan secara perlahan," ungkap Fogg memperingati RIM.
Dalam sebuah pernyataan, Co CEO RIM Mike Lazaridis mengatakan bahwa butuh beberapa waktu untuk menyadari manfaat dari transisi sistem operasi terbaru yang dilakukan RIM. "Namun, kami tetap percaya bahwa RIM memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mempertahankan peran utama dalam industri komunikasi mobile," kata Lazaridis.
Kedua CEO RIM, Jim Balsillie dan Mike Lazaridis, pun bersedia memotong gaji mereka menjadi 1 dollar AS per tahun sampai keadaan perusahaan membaik. Ini dilakukan karena nilai saham RIM terus merosot.
Masa kejayaan telah berlalu?
Laba RIM hingga kuartal III-2011 anjlok 71 persen (tahun ke tahun) dari 911,1 juta dollar AS menjadi 265 juta dollar AS. Lazaridis pun memperparah kekecewaan para investor dengan memotong target penjualan produk Blackberry menjadi sekitar 11-12 juta unit pada kuartal akhir 2012. Padahal, pada kurun waktu yang sama tahun lalu, penjualan Blackberry mencapai 14,8 juta unit.
Selain itu, pangsa pasar sistem operasi Blackberry di Amerika Serikat juga anjlok. Menurut lembaga survei The NDP Group, pangsa pasar Blackberry OS di AS tahun ini turun menjadi 10 persen.
Masa kejayaan Blackberry terjadi tahun 2009 ketika mereka meraup 44 persen pasar smartphone di AS, mengalahkan iOS dan Android. Namun, popularitas BBOS mulai menurun pada 2010 dengan perolehan pasar 25 persen.
Kendati demikian, RIM masih memiliki pelanggan setia dari kalangan pebisnis yang menganggap sistem komunikasi Blackberry aman. Akan tetapi, sistem yang aman bagi para pebisnis ini sering membuat pemerintah konservatif mengancam untuk memblokir layanan Blackberry jika mereka tidak diberi kesempatan mengontrol komunikasi dari Blackberry.
Apa yang harus dilakukan?
Beberapa investor telah mendorong RIM untuk melepas bisnis perangkat keras serta membuka sistem dan jaringan Blackberry untuk smartphone dari vendor lain. Hal senada diungkapkan analis ThinkEquity, Mark McKechnie.
"Jika mereka ingin mempertahankan aset, mereka perlu membuka Blackberry ke platform lain dan melihat diri mereka sebagai sebuah perusahaan perangkat lunak," kata McKechnie, seperti dikutip dari Reuters.
Analisis dari McKechnie itu seakan mau mengatakan, inilah jalan agar RIM dapat bertahan hingga tahun-tahun berikutnya. Itu pun jika RIM berbesar hati melepas sistem dan jaringan Blackberry dan tidak terlambat melakukannya.